Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi dan informasi memang sangat maju sangat cepat. Hampir di segala bidang memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan dari teknologi dan informasi tak terkecuali bidang pertanian. Siapa bilang bahwa bidang pertanian identik dengan hal-hal yang tradisional dan tidak “update” dengan laju perkembangan IT. Telah banyak contoh nyata penggunaan teknologi dalam melakukan proses pertanian seperti contohnya telah digunakannya alat pemanen kubis, penggunaan traktor dan masih banyak lagi teknologi yang dapat membuat proses produksi pertanian lebih efektif dan efisien. Selain penggunaan teknologi bidang pertanian juga telah memanfaatkan sistem informasi yang semakin hari juga semakin canggih saja. Untuk hal yang satu ini lebih spesifik ke arah pemasaraan komoditas pertaniannya atau pada subsektor agribisnis. Berikut ini beberapa contoh nyata dalam pemanfaatan teknologi dan informasi dalam dunia pertanian di Indonesia .
Terjadi pada Kelompok Tani Mandiri di Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng, Bali . Anak-anak muda disana dapat sukses bertani akibat adanya fasilitas internet. Mereka mendapatkan bantuan komputer dan jaringan internet dari Microsoft. Kemudian, mereka memanfaatkan teknologi tersebut untuk mencari referensi tentang praktik pertanian organik. Sehingga mereka berpindah dari pertanian yang menggunakan banyak bahan-bahan kimia ke pertanian yang ramah lingkungan yaitu pertanian organik.
Hasil panen mereka pun berlimpah dan menjadi lebih sehat daripada sebelumnya karena dalam proses produksinya menggunakan bahan-bahan alami atau organik yang aman bagi alam dan aman untuk di dikonsumsi. Selain itu, harga jual dari produk pertanian organik lebih mahal dibandingkan sebelumnya. Soalnya, masyarakat di zaman sekarang ini telah sadar dan lebih fokus pada cara hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan-bahan organik sehingga mereka kebanyakan tidak mempermasalahkan berapapun harganya asalakan sehat bagi tubuh dan aman dikonsumsi.
Produk organik yang mereka hasilkan yaitu seperti tomat, paprika, dan sawi karena daerahnya merupakan dataran tinggi. Produk-produk organik tersebut mereka pasarkan ke perusahaan jasa catering untuk maskapai-maskapai penerbangan di Bali . Mereka dapat menjaring pelanggan juga dengan memanfaatkan fasilitas internet. Mereka memanfaatkan sistem informasi berbasis web. Untuk memasarkan hasil produksi mereka mereka membuat sebuah web tentang produk-produk pertanian organik yang mereka produksi. Selain itu terdapat juga penjelasan bagi para pembaca tentang proses produksi organik yang dilakukan produsen agar para pembaca yakin bahwa produk-produk tersebut asli produk pertanian organik. Dengan jasa internet kini omzet mereka mencapai puluhan juta perbulan.
Sistem informasi dibangun berbasis web, hal ini dilakukan untuk menjamin kecepatan update yang menjadi salah satu faktor penting. Sistem berbasis web ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP yang merupakan bahasa pemrograman berbasis opensource. DBMS (database management system) yang digunakan dalam penelitian ini adalah MySQL yang berlisensi GPL sehingga tidak membutuhkan biaya beasar untuk mengaplikasikannya.
Hal tersebut tidak mustahil untuk dilakukan di daerah-daerah lain. apabila komputer dan koneksi internet masi mahal, ponsel dapat menjadi alat alternatif untuk berinternetan. Karena sekarang hampir semua ponsel dapat terkoneksi dengan internet serta sekarang ini harga ponsel relatif terjangkau. Sehingga petani-petani dapat dengan mudah memanfaatkan internet dengan menggunakan ponsel. Dengan mengakses internet melalui ponsel para petani dapat belajar dari pengalaman petani di daerah yang lain untuk meningkatkan produksi pertanian.
Sebagai contoh nyata di lapangan yaitu petani di Bedugul, Bali . Mereka ternyata belajar tentang praktik pertanian organik dengan teknologi irigasi tetes dari petani di India . Hal tersebut membuktikan bahwa dengan akses internet dapat menghilangkan jarak, ruang dan waktu serta dengan biaya yang murah pula. Dengan begitu, petani di Bedugul dapat mempelajari teknik irigasi tersebut hanya dengan akses internet tanpa perlu langsung terbang ke negara India . Apabila hal ini dapat dilakukan oleh seluruh petani di seluruh Indonesia saya optimis pertanian Indonesia dapat maju.
Tidak hanya dimanfaatkan untuk proses produksi saja. Ponsel tanpa koneksi internet juga dapat di manfaatkan untuk memasarkan hasil-hasil produksi pertanian. Seperti pengalaman yang dialami oleh petani di Desa Langlanglinggah, Kecamatan Selamadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali . Hampir sekitar 4000 petani kakao di kawasan ini lebih menetukan harga pasar produknya karena mereka punya informasi harga di pasar New York . Harga tersebut mereka peroleh dari PT Big Tree Farm yang merupakan perusahaan yang mengadvokasi pemasaran produk mereka yang mendapatkan harga itu lewat akses internet. Dari PT Big Tree Farm harga tersebut kemudia disebarkan ke kelian (ketua) kelompok tani melalui layanan Short Message Service (SMS). Lalu ketua tersebut langsung memforwardnya ke petani-petani lain. Sehingga dengan begitu seluruh petani kakao mendapatkan informasi harga.
Dengan adanya harga dari pasar New York itu membuat para petani setempat lebih mempunyai posisi tawar ketika mereka menjual produk pertaniannya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh para petani di Sulawesi yang dibantu International Finance Corporation (IFC), yang merupakan divisi swasta World Bank. Namun terdapat perbedaan, jika di Tabanan, Bali SMS masih dilakukan satu arah maka di Sulawesi ini sudah dua arah. Para petani di Sulawesi juga dapat menanyakan berapa harga kakao di pasar dunia saat itu juga. Dengan cara cukup mengirimkan SMS ke nomor tertentu, maka para petani akan segera mendapatkan informasi harga kakao di New York dan London yang kemudian dibandingkan dengan rupiah dan berapa harganya di pasar lokal.
Kesadaran petani untuk memanfaatkan informasi dan teknologi dalam bertani ternyata sudah menjadi kesadaran global. Tidak hanya di Indonesia saja, berdasarkan lLaporan Informasi Ekonomi terbaru dari Konferensi PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) menunjukkan dampak ekonomi yang positif bagi semua pihak yang terlibat dalam perdagangan, termasuk para petani kecil di daerah yang terpencil.
Ternyata kecanggihan informasi dan teknologi tidak hanya monopoli bagi bidang industri saja. Kasus-kasus yang telah di sebutkan diatas menjadi bukti nyata bahwa dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi maka pertanian di suatu negara dapat maju dan berkembang. Serta para petani yang banyak di anggap masyarakat luas merupakan masyarakat yang “bodoh” ternyata mereka dapat memajukan pertanian dengan memanfaatkan akses internet hingga SMS yang kalau kita lihat sangat canggih dan terorganisir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar